Agar Resensi Tembus di Koran
Ruang Resensi | Anda ingin meresensi buku, tapi bingung memulai dari mana? Sudah menulis resensi dan ingin mengirimnya ke media massa seperti koran, majalah, atau tabloid, tapi bingung harus melakukan apa? Atau Anda masih ragu dengan kualitas resensi Anda, apakah sudah memenuhi kriteria media atau belum? Sungguh beruntung, Anda sekarang menemukan buku yang tepat.
Buku Tips Sukses Meresensi Buku di Koran tulisan N. Mursidi ini akan menjawab semua pertanyaan Anda terkait resensi buku di media massa khususnya koran, majalah, atau tabloid. Penulis telah bersungguh-sungguh menuangkan ilmunya ke dalam buku ini dengan bahasa yang cukup sederhana dan mudah dipahami. Sehingga sesiapapun yang membacanya akan mendapatkan "suatu" pencerahan.
Dilatarbelakangi dengan sebuah pertanyaan, “Bagaimana cara menulis resensi buku agar bisa dimuat di koran?” yang sering diajukan peresensi pemula, akhirnya penulis merasa memiliki beban moral untuk menjawabnya. Tentu saja, jawaban itu tidak bisa hanya dengan satu atau dua kalimat saja, melainkan perlu jawaban yang runut, jelas, dan tuntas. Bersebab demikian, lahirlah buku ini. Sebagaimana yang dikatakan penulis dalam prakatanya, “Buku ini tidak lebih untuk menjawab kegelisahan peresensi pemula yang ingin belajar menulis di koran.”
Diintisarikan dari Pengalaman 15 Tahun
Jika kita ingin berguru, tentu saja kita ingin berguru kepada seseorang yang mumpuni--baik dari segi ilmu maupun pengalaman, agar pemahaman yang diperoleh sesuai dengan harapan dan bisa dipertanggungjawabkan. Maka tidak diragukan lagi, penulis yang sudah berkecimpung dalam dunia resensi selama kurang lebih 15 tahun sudah pasti memenuhi dua kriteria tersebut.
Hal ini cukup dibuktikan dengan banyaknya resensi penulis yang tembus di media cetak baik koran maupun majalah. Contohnya, resensi buku Perfume; The Story of a Murderer dengan judul Hasrat Membunuh Untuk Sebuah Aroma, dimuat di harian Kompas Minggu 18 Juni 2006, resensi buku The Real McCain dengan judul Sisi Gelap 'Sang Maverick' McCain, dimuat di Media Indonesia Sabtu 6 September 2008, resensi buku The Swordless Samurai; Pemimpin Legendaris Jepang Abad XVI, dengan judul Jenderal Legendaris dari Nakamura, dimuat di majalah Gatra Nomor 23 Tahun XV/16-22 April 2009, dan masih banyak lagi.
Selain pernah dimuat di Kompas, Media Indonesia, dan majalah Gatra, resensi penulis juga pernah dimuat di The Jakarta Post, majalah Tempo, koran Tempo, forum, Gamma, Suara Pembaruan, Republika, Seputar Indonesia, Bisnis Indonesia, Sinar Harapan, Jurnal Nasional, Harian Pelita, Suara Kata, Femina, Nova, Anggun, Minggu Pagi, Kedaulatan Rakyat, Bernas, Pikiran Rakyat, Tribun Jabar, Inilah Koran, Jawa Pos, Surya, Surabaya Post, Radar Surabaya, Suara Indonesia, Suara Merdeka, Wawasan, Tabloid Cempaka, Solo Post, Bengawan Post, Batam Post, dan harian Haluan.
Dengan rekor sebanyak ini, rasanya sungguh mustahil apa yang diramu penulis dalam buku Tips Sukses Meresensi Buku di Koran berbicara omong kosong. Karir resensi yang dimulai sejak tahun 1998 hingga buku ini terbit (2016) bukanlah sekadar perjalanan biasa, melainkan perjalanan panjang yang dilalui dengan jatuh bangun dan diwarnai dengan penolakan berbagai media pada mulanya. Hingga akhinya, berkat konsistensi, keuletan, dan tekad pantang menyerah, membawa penulis pada titik puncak dan diakui dengan karyanya.
Seni Meresensi Buku di Media Massa
Buku Tips Sukses Meresensi Buku di Koran terdiri dari 7 Bab.
Bab 1; Peluang Mendapatkan Uang dari Lembaran Koran
Dimulai dengan kisah awal penulis yang merantau ke Yogyakarta pada tahun 1995 untuk kuliah. Sayangnya, baru sebulan menjadi mahasiswa, dia menerima kabar bahwa sang ayah jatuh sakit dan tidak bisa lagi mengirim uang. Maka, penulis dihadapkan dengan dua pilihan sulit, meninggalkan kuliah dan pulang ke kampung halaman, atau bertahan di Yogyakarta dan menanggung semuanya sendiri.
Syukurnya, di tengah pikiran yang carut marut, penulis mendapat tawaran kerja menjadi penjual koran. Tanpa pikir panjang, dia langsung menerima. Tak apa bekerja di jalan asal bisa makan, mungkin demikian benaknya. Rupanya, dari berjualan koran inilah penulis melihat peluang; bahwa ada uang dibalik tumpukan koran.
Dalam bab ini juga penulis memberi motivasi kepada siapapun yang ingin menulis resensi di media massa, bahwa setiap orang punya peluang dan kesempatan yang sama. Siapa yang mau memulai dan terus mencoba, maka dia akan melihat hasilnya. Penulis juga mengatakan, bahwa menulis bukanlah bakat bawaan lahir melainkan sebuah skil yang bisa diasah dengan latihan secara kontinyu.
Bab 2; Setumpuk Keuntungan dari Meresensi Buku
Seperti judulnya, bab kedua berbicara tentang keuntungan atau manfaat dari meresensi buku. Di sini, penulis mengetengahkan beberapa keuntungan yang akan diperoleh peresensi saat karyanya dimuat di media massa, di antaranya; peresensi akan mendapatkan kepuasan batin; yakni rasa bahagia saat karyanya terbit, memperoleh buku gratis tanpa membeli, membangun jaringan dengan penerbit (jalan menjadi editor) dan tentu saja ada honor yang akan masuk ke dalam rekeningnya, serta beberapa keuntungan lain yang sangat menggiurkan bagi peresensi.
Bab 3; Mengenal Apa Itu Resensi Buku
Sebelum meresensi, tentu peresensi harus tahu dan mengerti apa itu resensi. Mustahil menulis sesuatu tanpa mengetahui tentangnya. Maka, dengan tujuan tersebut, penulis mencoba meletakkan dasar dari resensi dengan menguraikan definisinya baik secara bahasa maupun istilah, serta menukil makna yang dijelaskan oleh para ahli untuk menguatkan pengertiannya.
Di bagian ini pula, penulis menjelaskan bagaimana definisi buku baru dalam kriteria media massa. Bahwasanya, setiap media memiliki aturan tersendiri dalam penentuan tersebut. Ditambahkan pula sub bab tentang bentuk dan jenis resensi buku yang semakin menambah khazanah dan wawasan pembaca. Namun, di sini penulis memberi garis bawah, bahwasanya bentuk dan jenis resensi yang dipaparkan bukanlah aturan baku dan mutlak yang wajib diikuti peresensi.
Bab 4; Apa yang Harus Dilakukan Sebelum Meresensi Buku
Kata orang bijak: Persiapan yang matang adalah satu langkah menuju kesuksesan. Mungkin, ungkapan tersebut sangat relevan dengan bab yang disajikan dan menjadi nilai plus dalam buku ini, karena penulis memberikan amunisi kepada pembaca (peresensi) sebelum bertempur di medan juang.
Dalam bab ini, penulis menjelaskan secara komperehensif terkait cara memilih buku yang tepat untuk diresensi dan membaginya ke dalam beberapa jenis, seperti: buku aktual, buku bestseller, buku kontoversial, buku pemikiran baru, dan buku para pesohor.
Jika menulis di blog pibadi, seseorang bisa meresensi buku sekehendak hatinya. Namun, sungguh berbeda saat meresensi di media massa, peresensi harus mengerti kriteria buku apa yang bisa menembus meja redaktur. Selain itu, penulis juga menjelaskan beberapa teknik membaca dan pentingnya riset sebelum memulai resensi.
Bab 5; Langkah-Langkah dalam Meresensi Buku
Saya rasa, inilah bab inti dari buku Tips Sukses Meresensi Buku di Koran ini.
Terdapat 7 poin dalam bab ini. Dan setiap poin memiliki pembahasan yang sangat menarik untuk dibaca. Contohnya, pada poin "Membuat Kalimat Pembuka yang Mengesankan", di sini penulis menguraikan bentuk-bentuk kalimat pembuka sakti dalam resensi yang terbukti ampuh dan lolos kurasi.
Tentu saja, ini sangat berguna bagi pemula yang masih awan dan belum memiliki ilmu maupun pengalaman memadai dalam meracik resensi. Hebatnya lagi, contoh-contoh yang dikemukakan penulis bukan dari resensi orang lain, melainkan dari resensi penulis sendiri yang sudah dimuat media massa. Bukankah hal tersebut membuktikan betapa kredibelnya penulis dalam dunia resensi?
Bab 6; Apa yang Harus Dilakukan Sesudah Meresensi Buku
Bab ini berisi kiat-kiat penting yang selayaknya diketahui oleh peresensi pemula. Mulai dari editing, cara memilih dan memahami media yang akan dituju, hingga cara dan etika dalam mengirim naskah. Bahkan dibubuhkan pula kiat yang harus dilakukan saat mengalami penolakan.
Sedang bab 7; Peluang Lain Menulis di Koran
Penulis memaparkan tips menulis opini dan cerpen yang bisa menjadi kesempatan lain untuk mendapat honoraium di media massa. Walaupun, pembahasan yang dimunculkan cukup ringkas dan tidak terlalu mendalam.
Penutup
Bagi pemula yang ingin meresensi buku di koran, majalah, tabloid, atau sejenisnya, buku Tips Sukses Meresensi Buku di Koran ini benar-benar sangat direkomendasikan. Buku ini memang bisa dibaca tanpa harus runtut dari bab 1 hingga 7, tapi alangkah baiknya jika dibaca berurutan.
Sungguh sangat disesalkan, penulis tidak mencantumkan informasi media mana saja yang menerima kiriman resensi serta alamat emailnya. Jikalau itu dicantumkan, pasti akan menjadi nilai lebih bagi buku ini. Yah, walaupun seiring waktu, bisa saja email dari media tersebut berubah.
Selain itu, penulis juga membahas tentang perlunya konsep atau outline sebelum menulis resensi. Sayangnya, tidak dibarengi dengan menghadirkan contoh konsep atau outline secara langsung. Saya yakin, jika pembahasan tersebut disertai dengan contohnya, pasti akan sangat membantu para pemula yang baru belajar menulis resensi.
0 comments